Sistem irigasi bertenaga surya sedang diuji cobakan di beberapa negara, salah satunya di India. Hal ini difungsikan untuk mengatasi kebutuhan dan keterjangkauan sarana air bersih petani di pedesaan. Sistem pompa irigiasi bertenaga surya yang sedang diuji ini memang masih terlalu mahal bagi petani pedesaan dan belum mengatasi banyak hambatan seperti mengurangi biaya sistem, namun dapat menjadi salah satu solusi yang patut diperhitungkan.
Keterbatasan terbesar bagi aplikasi solar panel adalah biaya, karena per watt pembelian solar panel masih berada pada kisaran harga Rp. 18.000,- Hingga Rp. 20.000 di sisi pengguna. Jika saja, harga ini dapat dioptimalkan hingga Rp. 14.000,-/watt, tentu aplikasi luas sistem pembangkit tenaga surya dapat lebih banyak.
Solusi Sistem Irigasi Bertenaga Surya
Untuk sistem irigasi bertenaga surya sendiri, solusi sistem yang dapat digunakan adalah sistem nano grid. Sistem ini sedikit berbeda dengan sistem micro grid atau PLTS Terpusat yang lebih banyak digunakan di Indonesia.
Pada sistem Micro grid dengan tipe OFF Grid, sistem pembangkit dapat melayani lebih dari 30 rumah untuk setiap pembagkitnya. Arus yang digunakan adalah arus AC dengan inverter dan dapat menjangkau hingga 3.000 meter untuk jaringan distribusinya.
Sedangkan pada Nano grid dengan tipe OFF Grid, sistem pembangkit hanya dapat melayani maksimal 30 rumah setiap pembangkitnya dan tanpa menggunakan Inverter. Sehingga arus yang digunakan adalah arus DC. Karena peruntukannya untuk arus DC, tentu sistem ini hanya mampu menjangkau maksimal 100 hingga 150 meter dari pusat pembangkit.
Nano grid atau Micro grid?
Kelebihan sistem Nano grid dibanding Microgrid adalah aplikasi ini dapat dimaksimalkan untuk penggunaan utama pada beban tertentu, seperti pompa air, kemudia kelebihan daya disimpan dalam baterai untuk digunakan beban lainnya, seperti lampu penerangan.
Kekurangannya adalah sistem Nano grid hanya mampu menjangkau area yang terbatas dan semua beban yang digunakan harus bertipe arus DC. Namun sistem ini dapat mengefisienkan lebih banyak biaya dibanding dengan sistem Micro grid.
Untuk penggunaan pada sistem irigasi, pembangkit listrik tenaga surya Nano grid memiliki kehandalan dapat mendukung penggunaan pompa irigasi konvensional dengan kapasitas besar. Karena banyak pompa air terintegrasi solar hanya mampu mengalirkan debit air kecil. dan sisa daya yang digunakan, dapat dimanfaatkan petani untuk kebutuhannya sehari-hari.
Penggunaan Sistem Irigasi Bertenaga Surya
Desain sistem yang digunakan adalah panel surya dengan kapasitas sesuai kapasitas pompa air, sistem kontrol penggunaan daya, baterai dan beberapa aksesoris pendukung. Panel surya yang terkoneksi dengan sistem kontrol akan diarahkan penggunaan utamanya untuk menggerakaan pompa aor pada siang hari selama kurun waktu tertentu atau sesuai kebutuhan.
Ketika sistem pembangkit tidak digunakan, sistem pembangkit akan menyimpan daya lebihnya ke baterai. Petani akan menggunakan energi yang tersimpa di baterai untuk dapa digunakan sehari-hari. Besar kapasitas baterai akan menyesuaikan kebutuhan penggunaan petani dan sisa hasil daya yang dihasilkan panel.
Semakin besar daya yang dibutuhkan, anak semakin besar kapasitas panel terpasang. Dan semakin besar pula sistem baterai yang disiapkan. Sistem ini memang belum teruji secara penuh dapat meningkatkan ekonomi lokal petani, namun sangat membantu petani dalam mengatur sistem irigasi mereka. Terutama ketika musim kemarau.