Perkembangan Teknologi Panel Surya Dari Masa Ke Masa

janaloka.com – Panel surya kini dikenal sebagai salah satu alternatif produksi listrik. Ada beberapa kelebihan kalau kamu menggunakan panel surya, salah satunya adalah menjadi alternatif sumber listrik selain PLN dan tentunya minim menghasilkan polusi selama pemakaian! Nah sebelum panel surya seperti saat ini, bagaimana ya perkembangan teknologi panel surya? Yuk kita ikuti!

Sejarah panel surya tidak bisa dilepaskan dari penggunaan energi matahari sejak zaman dahulu

Rupanya, energi matahari sudah bisa dimanfaatkan oleh orang zaman purba, lho! Ya, matahari merupakan satu-satunya sumber kehangatan yang perannya vital bagi kehidupan. Nah, masyarakat dahulu memanfaatkan matahari untuk menciptakan api, lho! Melalui kaca pembesar, mereka bisa memantik api dengan bantuan matahari.

Selain itu, masyarakat Yunani kuno dan Romawi biasa mendesain rumahnya dengan memanfaatkan matahari. Kok bisa? Ya, mereka menciptakan sunrooms atau ruang matahari di rumah mereka! Kaca-kaca didesain sedemikian rupa untuk memantulkan cahaya matahari ke suatu ruangan agar menjadi hangat di musim dingin.

Di tahun 1700 dan 1800-an, peneliti juga bisa memanfaatkan panas matahari untuk menjadi energi alat dapur yaitu oven! Dari sinilah penelitian tentang manfaat energi matahari mulai ramai.

Perkembangan teknologi panel surya di masa modern

Edmond Becquerel pertama kali menemukan produksi arus listrik dari cahaya matahari. Percobaannya dilakukan dengan menyinari 2 elektrode dengan berbagai tingkat intensitas cahaya. Elektrode tersebut di balut (coated) dengan bahan yang sensitif terhadap cahaya, yaitu AgCl dan AgBr dan dilakukan pada kotak hitam yang dikelilingi dengan campuran asam. Dalam percobaanya ternyata tenaga listrik meningkat manakala intensitas cahaya meningkat.

Penemuan ini akhirnya dikembangkan dan mendapatkan hasil bahwa unsur selenium rupanya memiliki potensi photovoltaic yang bagus oleh Willoughby Smith.

Rasa penasaran menuntun William Gryls Adams dan Richard Evan Day untuk mencoba selenium yang terpapar matahari dan benar saja, terbukti menciptakan arus listrik! Beberapa tahun kemudian di tahun 1883, Charles Fritts pun menciptakan sel surya pertama berbasis selenium dibalut dengan lapisan tipis emas, dengan tingkat efisiensi yang dicapai sekitar 1% .

Tahun 1905 Albert Einstein mempublikasikan tulisannya mengenai Photoelectric Effect. Tulisannya ini mengungkapkan bahwa cahaya terdiri dari paket-paket atau “quanta of energy” yang sekarang ini lazim disebut “photon.” Nantinya, setelah 18 tahun, tulisan ini membawa Einstein mendapatkan Nobel Prize pada 1923.

Pada tahun 1954, beberapa peneliti yaitu Daryl Chaplin, Calvin Fueller, dan Gerald Pearson menciptakan panel surya berbasis silikon seperti yang kita kenal saat ini. Di sinilah era panel surya berubah dan menjadi industri panel surya berbasis silikon.

Wah rupanya sejarah panel surya dimulai sejak lama, ya! Beruntunglah kita hidup di zaman teknologi yang sudah maju. Sebelumnya, panel surya silikon pertama kali hanya memiliki efisiensi sebesar 4% saja, lho! Dengan berkembangnya teknologi dan inovasi, kini panel surya silikon memiliki efisiensi sebesar 21% dengan maksimal potensi sebesar 29%. Semoga selalu ada inovasi baru di dunia panel surya, ya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *