Janaloka.com – Banyak yang bertanya-tanya apakah panel surya yang mereka miliki ‘efektif’ atau tidak. Begitu pula dengan umur panel surya yang ditakutkan tidak awet. Tentunya akhirnya bermuara pada pertanyaan “Apakah investasi sekian juta rupiah memang sepadan dengan hasilnya?” Semua ini menjadi alasan mengapa masih sedikit yang menggunakan panel surya. Sebenarnya, seberapa lama jangka waktu optimal penggunaan panel surya?
Umumnya, lama jangka waktu optimal penggunaan panel surya adalah 25-30 tahun
Ini adalah standar yang berlaku saat ini secara luas. Yang dimaksud ‘optimal’ adalah efisiensi maksimal penyerapan energi matahari sebelum akhirnya efisiensinya berkurang. Kalau di handphone istilahnya sebelum ‘baterainya nge-drop’.
Eits, bukan berarti panel surya setelah 25 tahun harus dibuang karena tidak bisa menyerap energi matahari lagi, ya! Lebih dari jangka waktu optimal, panel surya masih bisa digunakan. Hanya saja produksi listrik mungkin akan lebih berkurang daripada sebelumnya, berkurang sekitar satu persen setiap bertambahnya tahun penggunaan di luar jangka waktu optimal.
Investasi VS Balik Modal
Biaya besar yang kamu bayarkan memang sepadan dengan jangka waktu panel surya dan energi yang didapatkan. Namun seringkali pengembang atau pemilik industri kewalahan dengan investasi yang cukup mahal ini.
Dilansir dari Bisnis.com, Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda pada 3 September 2019 silam menyatakan bahwa biaya investasi untuk panel surya cukup mahal dan belum tentu memungkinkan untuk balik modal, apalagi untuk pengembang perumahan.
Berbeda dengan pendapat tersebut, peneliti dari Massachusetts Institute of Technology menemukan bahwa investasi panel surya tidak mahal dan dapat terjangkau bagi semua orang.
Menurut para peneliti tersebut, yang menjadi perbandingan bukan pada biaya awal investasi dan jangka waktu penggunaan panel surya selama 25-30 tahun saja. Melainkan pada berapa rata-rata perbandingan biaya listrik dari pembangkit konvensional dengan pembangkit listrik surya.
Dalam jangka waktu 5-10 tahun saja, biaya listrik konvesional akan terus naik, sedangkan disisi lain teknologi panel surya akan terus berinovasi dan berkembang. Dengan kata lain biaya panel surya akan terus turun sejalan dengan efisiensi produksi listrik surya yang semakin tinggi.
Sehingga konsumen tidak perlu di janjikan investasi jangka lama! Namun lebih kepada fakta bahwa listrik surya dapat menghasilkan listrik yang semakin murah setiap tahunnya.
Kenyataannya, panel surya terus berkembang dan menghasilan listrik yang semakin murah setiap tahunnya.
Sel surya berbasis perovskite yang baru dikembangkan selama 10 tahun terakhir ini ternyata memiliki efektivitas yang sangat bagus yaitu sebesar 25% efisiensi dibanding silikon yang sekarang umum digunakan. Bahkan bahan perovskite ini bisa dikombinasikan dengan silikon dan sel surya berbahan lain hingga bisa mencapai efektivitas sebesar 40%, lho!
Penelitian ini tentu menjadi gebrakan besar di industri panel surya, sehingga bisa memaksimalkan produksi listrik dari sistem pembangkit listrik surya. Semoga kedepannya bisa cepat juga diaplikasikan di Indonesia agar lebih terjangkau, ya!